GANTARINEWS.COM – Sebuah video berdurasi 34 detik yang menampilkan sejumlah pekerja berseragam Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berjoget di atas jembatan darurat Bojongkopo, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, viral di media sosial dan menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.
Video yang diunggah oleh akun bernama Dodi Mubarok itu memperlihatkan para pekerja berjoget mengikuti lagu “Jaran Goyang” di atas jembatan alternatif yang dibangun menyusul ambruknya Jembatan Cidadap akibat banjir besar pada 6 Maret 2025. Dalam unggahan tersebut, disertakan pula keterangan bernada satir dan emoji yang dinilai kurang sensitif terhadap kondisi masyarakat setempat.
Sorotan terhadap aksi tersebut semakin tajam karena jembatan darurat tersebut sempat mengalami kerusakan kembali akibat banjir susulan pada 13 April 2025, sebelum akhirnya diperbaiki dan bisa dilalui kendaraan roda empat.
BACA JUGA: Penyampaian Pandangan Umum Fraksi Warnai Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita, menyampaikan kekecewaannya terhadap aksi tersebut. Ia mempertanyakan waktu perekaman video dan menilai tindakan itu sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap penderitaan warga yang terdampak.
“Kalau video itu dibuat sebelum jembatan rusak, berarti pembangunannya tidak serius. Kalau setelah rusak, lebih parah lagi. Itu berarti tidak punya empati pada warga yang sedang kesulitan akses,” ujar Hamzah dalam pernyataannya, Jumat (18/04/2025).
Ia juga menyerukan agar masyarakat lokal lebih dilibatkan dalam proses pembangunan infrastruktur dan penanganan bencana. “Kami yang paling tahu kondisi di lapangan. Jangan abaikan suara masyarakat,” tambahnya.
Menanggapi polemik tersebut, Dedi Mulyadi selaku petugas lapangan dari PPK 2.2 Provinsi Jawa Barat Kementerian PU, memberikan klarifikasi bahwa video tersebut merupakan bagian dari lomba film pendek internal yang diadakan oleh instansinya.
“Tidak ada maksud negatif. Itu bagian dari lomba film pendek, mengambil gambar di beberapa lokasi bencana,” jelas Dedi. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Meskipun klarifikasi telah disampaikan, insiden ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak mengenai perlunya menjaga etika dan sensitivitas sosial, terutama dalam situasi pascabencana yang masih menyisakan duka bagi masyarakat terdampak.